Minggu, 10 April 2011

Aksara Jawa

tembang kinanthi: Nora kurang wulang wuruk (tak kurang piwulang dan ajaran) Tumrape wong tanah Jawi (bagi orang tanah Jawa) Laku-lakune ngagesang (perilaku dalam kehidupan) Lamun gelem anglakoni (jika mau menjalaninya) Tegese aksara Jawa (maknanya aksara Jawa) Iku guru kang sejati (itu guru yang sejati)
Bukan berarti saya sok jawa, kejawen atau apalah namanya....tapi yang jelas saya memang asli jawa. Wes mbulet pooll....di sini saya cuma ingin share tentang Budaya Jawa, khususnya yang berkenaan dengan Aksara jawa yang pada jaman sekarang ini dianggap kuno alias katrok alias ketinggalan jaman.

Aksara Jawa
Aksara jawa yang konon diciptakan oleh Ajisaka untuk mengenang kedua abdinya yang setia. Dikisahkan Ajisaka hendak pergi mengembara, dan ia berpesan pada seorang abdinya yang setia agar menjaga keris pusakanya dan mewanti-wanti: janganlah memberikan keris itu pada orang lain, kecuali dirinya sendiri: Ajisaka. Setelah sekian lama mengembara, di negeri perantauan, Ajisaka teringat akan pusaka yang ia tinggalkan di tanah kelahirannya. Maka ia pun mengutus seorang abdinya yang lain, yang juga setia, agar dia pulang dan mengambil keris pusaka itu di tanah leluhur. Kepada abdi yang setia ini dia mewanti-wanti: jangan sekali-kali kembali ke hadapannya kecuali membawa keris pusakanya. Ironisnya, kedua abdi yang sama-sama setia dan militan itu, akhirnya harus berkelahi dan tewas bersama: hanya karena tidak ada dialog di antara mereka. Bukankah sebenarnya keduanya mengemban misi yang sama: yaitu memegang teguh amanat junjungannya? Dan lebih ironis lagi, kisah tragis tentang dua abdi yang setia ini selalu berulang dari jaman ke jaman, bahkan dari generasi ke generasi (makna aksara jawa).
Papan peringatan di gardu listrik
 Hanacaraka atau dikenal dengan nama carakan atau cacarakan (bahasa Sunda) adalah aksara turunan aksara Brahmi yang digunakan atau pernah digunakan untuk penulisan naskah-naskah berbahasa Jawa, bahasa Makasar, bahasa Madura, bahasa Melayu (Pasar), bahasa Sunda, bahasa Bali, dan bahasa Sasak.

Bentuk hanacaraka yang sekarang dipakai (modern) sudah tetap sejak masa Kesultanan Mataram (abad ke-17) tetapi bentuk cetaknya baru muncul pada abad ke-19. Aksara ini adalah modifikasi dari aksara Kawi dan merupakan abugida. Hal ini bisa dilihat dengan struktur masing-masing huruf yang paling tidak mewakili dua buah huruf (aksara) dalam huruf latin. Sebagai contoh aksara Ha yang mewakili dua huruf yakni H dan A, dan merupakan satu suku kata yang utuh bila dibandingkan dengan kata "hari". Aksara Na yang mewakili dua huruf, yakni N dan A, dan merupakan satu suku kata yang utuh bila dibandingkan dengan kata "nabi". Dengan demikian, terdapat penyingkatan cacah huruf dalam suatu penulisan kata apabila dibandingkan dengan penulisan aksara Latin (Wikipedia).
Prasasti Kawali

Dalam Aksara jawa, sebenarnya mengandung filosofi yang mendalam tentang kehidupan. Ada ber macam - macam versi filosofi tentang Aksara jawa, tetapi inti dari kesemuanya adalah sama. Salah satu yang saya peroleh adalah sebagai berikut :
  • Ha-Na-Ca-Ra-Ka berarti ada ” utusan ” yakni utusan hidup, berupa nafas yang berkewajiban menyatukan jiwa dengan jasat manusia. Maksudnya ada yang mempercayakan, ada yang dipercaya dan ada yang dipercaya untuk bekerja. Ketiga unsur itu adalah Tuhan, manusia dan kewajiban manusia ( sebagai ciptaan).
  • Da-Ta-Sa-Wa-La berarti manusia setelah diciptakan sampai dengan data ” saatnya ( dipanggil ) ” tidak boleh sawala ” mengelak ” manusia ( dengan segala atributnya ) harus bersedia melaksanakan, menerima dan menjalankan kehendak Tuhan.
  • Pa-Dha-Ja-Ya-Nya berarti menyatunya zat pemberi hidup ( Ilahi) dengan yang diberi hidup ( makhluk ). Maksdunya padha ” sama ” atau sesuai, jumbuh, cocok ” tunggal batin yang tercermin dalam perbuatan berdasarkan keluhuran dan keutamaan. Jaya itu ” menang, unggul ” sungguh-sungguh dan bukan menang-menangan ” sekedar menang ” atau menang tidak sportif.
  • Ma-Ga-Ba-Tha-Nga berarti menerima segala yang diperintahkan dan yang dilarang oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Maksudnya manusia harus pasrah, sumarah pada garis kodrat, meskipun manusia diberi hak untuk mewiradat, berusaha untuk menanggulanginya.

Pada sumber lain Aksara  jawa memiliki arti per huruf nya.
  • Ha…. Hana hurip wening suci - adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha Suci
  • Na…. Nur candra,gaib candra,warsitaning candara-pengharapan manusia hanya selalu ke sinar Illahi
  • Ca…. Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi-satu arah dan tujuan pada Yang Maha Tunggal
  • Ra…. Rasaingsun handulusih - rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani 
  • Ka…. Karsaningsun memayuhayuning bawana - hasrat diarahkan untuk kesajetraan alam
  • Da…. Dumadining dzat kang tanpa winangenan - menerima hidup apa adanya
  • Ta…. Tatas, tutus, titis, titi lan wibawa - mendasar ,totalitas,satu visi, ketelitian dalam memandang hidup
  • Sa…. Sifat ingsun handulu sifatullah- membentuk kasih sayang seperti kasih Tuhan
  • Wa… Wujud hana tan kena kinira - ilmu manusia hanya terbatas namun implikasinya bisa tanpa batas
  • La…. Lir handaya paseban jati - mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi
  • Pa… Papan kang tanpa kiblat - Hakekat Allah yang ada disegala arah
  • Dha.. Dhuwur wekasane endek wiwitane - Untuk bisa diatas tentu dimulai dari dasar
  • Ja…. Jumbuhing kawula lan Gusti -selalu berusaha menyatu -memahami kehendak Nya
  • Ya…. Yakin marang samubarang tumindak kang dumadi - yakin atas titah /kodrat Illahi
  • Nya… Nyata tanpa mata, ngerti tanpa diuruki - memahami kodrat kehidupan
  • Ma…. Madep mantep manembah mring Ilahi - yakin - mantap dalam menyembah Ilahi
  • Ga…. Guru sejati sing muruki - belajar pada guru nurani
  • Ba…. Bayu sejati kang andalani - menyelaraskan diri pada gerak alam
  • Tha… Tukul saka niat - sesuatu harus dimulai - tumbuh dari niatan
  • Nga… Ngracut busananing manungso - melepaskan egoisme pribadi -manusia
Dan masih banyak lagi sumber - sumber yang lain, yang bisa kita baca dan kita jadikan pelajaran. Seperti yang ada di sini. Untuk anda yang mungkin bukan orang jawa, saya kira boleh - boleh saja membacanya sebagai bahan referensi anda. Toh mungkin anda akan berkata " Ooooo.....iya...ya.....". Wadah....wes isuk...Sepuntene sing katah sederek, menawi lepat nyuwun ngapuro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar